PANGERAN GIOK DAN PUTRI CEMPAKA
Suatu masa dijaman kerajaan batu,
hiduplah tiga orang putri yang cantik nan jelita bernama Cempaka Merah, Cempaka
Putih dan Cempaka Madu. Ketiganya merupakan anak dari pasangan Raja Akik dan Ratu
Nefrit, yang sewaktu itu menjadi penguasa dikerajaan batu tersebut. Raja Akik
merupakan seorang pemimpin bijaksana yang murah hati, dan sangat peduli pada
lingkungan kerajaannya. Begitupun dengan Ratu Nefrit, yang bersama Raja Akik
telah membangun dan memperlihatkan citra kerajaan batu yang sungguh sangat
membudidaya, dengan ciri dan khas yang tiada duanya, hingga terlihat begitu
teladan dengan kenyamanan dan kedamaian yang dirasakan oleh rakyat-rakyatnya.
Diluar istana terlihat berdiri
para pengawal yang berjajaran disetiap pintu masuk istana, yang selalu siap dan sigap
menyambut tamu kerajaan yang hendak berkunjung ke istana. Setiap tamu yang
berkunjung ke kerajaan akan mendapat sambutan yang sangat baik, mereka akan disambut
dengan senang hati dan diperlakukan dengan istimewa tanpa terkecuali, sehingga
setiap orang yang berkunjung akan betah dan merasa terkesan dengan layanan yang
diterima di istana. Setiap tamu yang berkunjung juga diperbolehkan untuk
berhadap langsung baik dengan raja, ratu maupun dengan ketiga putri cantiknya,
walau tanpa ada perantara ataupun pengwal yang menemaninya. Sehinngga tanpa
disadari dengan aturan yang diterapkan Raja Akik dalam mengarungi kerajaannya
tersebut telah membuat kesejahteraan masyarakatnya menjadi sangat baik.
Begitulah kiranya suasana megah dalam istana kerajaan batu yang dikuasai Raja
Akik waktu itu.
Dengan kebijakan yang berlaku
dalam kerajaan tersebut maka timbullah dampak yang membuat kehidupan
orang-orang istana menjadi sederhana, sedangkan kehidupan orang-orang diluar
istana menjadi terangkat dan jadi lebih istimewa. Dikarenakan kebijakan
tersebut pula, maka kedekatan antara orang istana dengan orang luar istana
menjadi sangat dekat dan erat ikatannya, begitupun juga kedekatan ketiga putri
cantiknya dengan lingkngan luar istana. Ketiga putri raja tersebut dapat hidup
dalam masyarakat luas dan tidak hanya terpaku didalam istananya saja. Mereka
akan bertegur sapa dengan siapa saja yang mereka jumpai, baik saat berada
dilingkungan istana maupun saat diluar istana, dan karena kebijakan itu pula
menjadikan ketiga putri cantik sang raja menjadi sangat ramah seperti halnya
sang raja dan ratu.
Seiring berjalannya waktu,
kehidupan diluar istana semakin lama semakin megah, kesejahteraan masyarakat
luar istana juga semakin lumrah, sehingga kehidupan diluar istana pun kian sama
baiknya dengan kehidupan didalam istana. Sampai-sampai untuk membedakan mana
orang istana dan mana orang luar istana menjadi susah, karena selain sama
ramahnya, tata cara hidup dan cara berperilaku, serta nilai sosialnya menjadi
sama persis antara orang luar istana dengan orang didalam istana.
***
Pada suatu hari dimasa itu, saat
ketiga putri raja keluar dari istana untuk bertemu sapa dengan masyarakat luar
istana, ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang pemuda bernama Giok
didepan sebuah gubuk tua. Digubuk tersebut Giok tinggal sendirian dan letaknya
jauh dari lingkungan istana, wilayah tersebut juga dapat dikatakan merupakan
wilayah yang tidak terjangkau oleh kerajaan. Jadi kehidupan pemuda bernama Giok
tadi pun masih jauh ketinggalan dibandingkan dengan orang-orang yang hidup
berdekatan dengan istana. Ketiga putri raja pun menghampiri untuk bertegur sapa
dengannya, setelah lama mereka bercerita, ketiga putri raja seperti tersentuh
hatinya dengan kehidupan yang dijalani pemuda tersebut. Dikarenakan rasa
kasihan dan peduli, akhirnya ketiga putri raja tersebut memutuskan untuk
mengajak Giok berkunjung ke istana, sekaligus untuk mengenalkan kehidupan
diistana kerajaan batu padanya. Dengan demikian, ikutlah pemuda bernama Giok
tadi bersama ketiga putri raja menuju ke istana.
Sesampainya diistana Giok
tercengang dengan kemegahan istana yang belum pernah dilihatnya, seperti tak
percaya bahkan mungkin tidak pernah ada dalam pikirannya untuk menjejakkan kaki
ditempat semegah ini. Ini benar-benar kesempatan yang langka yang tidak pernah
dipikirkan Giok sebelumnya. Dengan penuh gairah dan semangat Giok pun melangkah
masuk ke dalam istana, dan semakin terheran-herannya lagi begitu ia masuk semua
pengawal istana tanpa ragu dan tidak pandang bulu juga ikut menunduk dan
menghormatinya, Giok benar-benar tak percaya dengan apa yang sedang dialaminya.
Dengan apa yang dilihat dan dialaminya diistana, Giok sepertinya akan bernasib
sama dengan orang-orang diluar istana yang pada akhirnya merasakan hidup
sejahtera berkat perlakuan istana yang demikian.
Setelah bertemu dan bersapa
dengan Raja Akik dan Ratu Nefrit, Giok akhirnya pamit dari istana dan diantar
oleh para pengawal untuk perjalanan pulang ke gubuk miliknya tadi. Dalam
perjalanan pulang Giok masih saja terkagum-kagum dengan kemegahan istana yang
baru dilihatnya, tak sungkan-sungkan pula ia untuk mengungkapkan langsung
kekagumannya kepada para pengawal yang menghantarnya pulang. Setelah beberapa
saat tibalah Giok kembali ke gubuknya dan para pengawal yang menghantarnya tadi
pun pamit untuk kembali ke istana, tinggallah kembali Giok sendirian di gubuknya
tersebut.
Ditengah kesendiannya, pikiran
Giok masih saja memikirkan istana. Giok sepertinya jatuh cinta dengan kemegahan
istana, dalam hatinya ia menginginkan dan bermimpi untuk dapat menjejakkan
kakinya lagi diistana, atau bahkan tinggal selamanya diistana. Hari pun sudah
malam, Giok masih saja memikirkan istana. Ia bahkan sudah tidak bisa melepas
pikirannya dari istana, Giok benar-benar sudah terbuai dengan keindahan dan
kemegahan istana kerajaan tersebut. Sampai malam menjelang pagi pun, Giok masih
tidak dapat tidur juga, pikirannya masih terpikirkan istana. Giok benar-benar
ingin kembali keistana, tapi ia bingung harus kembali dengan cara yang seperti
apa. Giok pun tak berhenti membayangkan istana, sampai pada akhirnya entah
bisikan dari mana yang terbesit ditelinganya, ia pun menyadari keberadaan tiga
orang putri yang merupakan anak dari sang raja, mereka adalah orang yang
membawa dan mengenalkannya pada istana. Dalam hatinya hendak kembali keistana
dengan cara melamar salah satu dari ketiga orang putri cantik tersebut untuk
dinikahinya. Walaupun sedikit ragu untuk melakukannya, tapi dikarenakan rasa
cinta yang sudah terlanjur jatuh pada istana ia pun memberanikan diri untuk
keistana.
Keesokan harinya, dengan modal
tekad yang sedikit nekat akhirnya Giok memutuskan untuk berangkat kembali ke
istana menghadap sang raja, dan melamar salah satu putrinya untuk dinikahkan
dengannya. Sesampainya diistana ia kembali merasakan sambutan hangat
sebagaimana kunjungan yang sebelumnya, dengan langkah pelan ia masuk kedalam
istana, jantungnya berdetak kencang, dihatinya masih ada sedikit keraguan akan
apa yang hendak dilakukannya saat bertemu dengan sag raja nantinya. Ia seperti
orang yang terkurung dalam kebimbangan yang membimbing ia untuk maju.
Sesampainya dihadapan sang raja,
Giok terlihat sangat gugup, seluruh tubuhnya seperti bergetar menandakan ia
sedang gemetar, sampai akhirnya sang
raja menyapanya, menanyakan ada perlu apa sehingga ia kembali datang ke istana
hari ini untuk bertemu dirinya. Mendengar ucapan sang raja, Giok tak tau harus
menjawab apa, karena untuk berterus terang akan keinginannya, Giok masih takut
dan juga masih ragu-ragu. Ia pun memilih diam, sang raja yang penasaran
akhirnya menanyakan lagi pertanyaan yang sama, Giok masih saja tetap bungkam.
Melihat Giok hanya diam, sang raja pun mnghampirinya, menepuk pundaknya sembari
bertanya kembali pertanyaan yang sama. Giok yang sedikit terkejut dengan
tepukan dipundaknya, tercengang dan secara langsung keinginannya untuk melamar
salah satu putri raja pun tanpa sengaja telah disampaikannya. Tanpa disadarinya
Giok telah menjawab pertanyaan sang raja, Giok pun semakin salah tingkah dihadapan
sang raja. Seketika sang raja yang mendengar jawaban Giok sedikit murung, seperti
tidak percaya, lalu sang raja kembali bertanya, apakah Giok benar-benar yakin
bahwa ia mencintai putrinya. Seketika dengan nada tegas Giok menjawab, yakin baginda.
Sang raja yang dikenal murah hati
ini, seperti sedikit keberatan dengan lamaran yang diajukan oleh Giok. Jikalau
bukan karena ia sudah terlanjur dikenal sebagai raja yang baik oleh
masyarakatnya, mungkin ia akan langsung saja menolak pinangan pemuda bernama Giok
tersebut. Setelah mempertimbangkannya, sang raja pun akhirnya mengiakan lamaran
pemuda bernama Giok. Giok yang sedari tadi sudah berdiri kaku dihadapan sang
raja akhirnya lebur, dengan mata berkaca-kaca diringi senyum lebar dibibir,
Giok benar-benar terharu mendengar apa yang di ucapkan sang raja tadi.
Tapi sebelum itu, raja kembali
menambahkan, kalau memang ia betul-betul ingin melamar putrinya, Giok harus
mengabulkan persyaratan dari sang raja
terlebih dahulu. Persyaratannya adalah jika Giok ingin melamar Cempaka Putih,
Giok harus mampu mencari Belimbing sebagai mahar untuk pernikahannya. Kemudian
jika Giok ingin melamar Cempaka Merah, maka Giok harus mencari Pandan untuk
melamarnya. Selanjutnya jika Giok ingin melamar Cempaka Madu, maka Giok harus
mencari Extrajoss untuk melamarnya.
Giok yang sudah terlanjur kudung
senang pun langsung mengiyakan persyaratan yang diajukan sang raja, seketika ia
pun langsung pamit dan tanpa berpikir panjang
langsung keluar dari pekarangan istana untuk mencari persyaratan yang
diberikan oleh sang raja kepadanya. Sepanjang perjalanannya tersebut, senyuman
terus saja merekah dibibir Giok, seperti ia sudah larut dan terbuai oleh rasa
senang yang seperti kemenangan sedang dirasakannya. Giok pun larut dalam
selebrasi walau sebenarnya kemenangan belum diperolehnya.
Ditengah perjalanan, seketika
Giok pun berhenti mendadak, sembari senyum lebar dimulutnya pun juga ikut
menghilang. Giok menyadari persyaratan yang diajukan oleh sang raja adalah
syarat yang sangat berat, Giok kembali murung, memikirkan bagaimana caranya
mengabulkan persyaratan yang telah diajukan oleh sang raja tersebut. Cukup lama
Giok berfikir, sampai akhirnya ia menemukan cara untuk dapat mengabulkan
keinginan sang raja. Dengan cepat ia berbalik arah dan kembali ke istana,
sesampainya diistana, Giok langsung menyapa para pengwal yang waktu itu
mengantarnya pulang. Setelah ia menceritkannya pada para pengawal, lalu ia
meminta para pengawal untuk membantunya dalam mencari persyaratan yang diajukan
sang raja kepadanya. Para pengwal pun mengiakan dan bersedia membantu Giok
untuk mencari persyaratan yang diajukan sang raja.
Akhirnya ikutlah bersama Giok dua
orang pengawal istana bernama Zamrud dan Sulaiman. Untuk mencari permintaan
sang raja, Giok membagi tugas dengan dua pengawal tersebut. Agar pencariannya
merata dan tidak membuang waktu terlalu lama, Sulaiman ditugaskannya untuk
mencari di daerah pesisir pantai, kemudian Zamrud ditugaskan untuk mencari
dipedalaman hutan, sedangkan Giok sendiri akan mencari disekitar perairan air
sungai. Dengan demikian, mereka pun berpencar masing-masing ketempat yang telah
ditentukan dan disepakati. Sulaiman menuju kepesisir, Zamrud menuju kehutan dan
Giok menuju ke sungai. Batas waktu yang ditentukan adalah satu hari, saat
matahari tenggelam mereka sudah harus berkumpul kembali dikoordinat yang sama
dengan tempat mereka mulai berpencar tadi.
Dan pergilah mereka untuk
melancarkan misi yang sedang diemban. Setelah berpencar seharian, dan hari pun
sudah malam, akhirnya mereka pun kembali keposisi semula mereka melakukan
pencarian. Saat mereka berkumpul tidak ada satu orang pun dari mereka yang
membawa hasil pencarian, alias hari pertama gagal total mendapatkan permintaan sang
raja. Dikarenakan gagal, maka mereka kembali membuat janji untuk melakukan
pencarian esok hari.
Keesokan harinya, ketiganya
kembali berpencar sebagaimana yang telah ditentukan sebelumnya. Kali ini mereka
akan melakukan pencarian selama 2 hari, dan akan kembali berkumpul dikoordinat
besok sore. Waktu pun terus berjalan, dan setelah mengahbiskan waktu selama 2
hari, mereka pun akhirnya kembali, dan lagi-lagi kali ini juga tidak
mendapatkan apa-apa, mereka kembali gagal mendapatkan salah satu dari tiga persyaratan
yang diminta sang raja dari Giok. Dengan sangat terpaksa mereka pun lagi-lagi
harus kembali lagi besok untuk melanjutkan pencarian. Sampai saat ini Giok
sudah mulai ragu ia akan dapat mengabulkan keinginan raja, hanya karena tekad
kuatnyalah yang membuat dia bertahan untuk akan melanjutkan kembali pencarian
besok hari.
Hari esok pun telah tiba,
pencarian tahap ketiga pun dilakukan. Kali ini pencarian akan dilakukan selama
tiga hari. Hari pertama mereka dalam pencarian juga tidak ada dari mereka yang
berhasil menemukan permintaan raja. Hari kedua pun juga tidak hasil, hingga
sampailah pada hari ketiga. Ketiganya yang sudah setengah putus asa masih tetap
melakukan pencarian, sampai hari menjelang malam saat mereka sudah memutuskan
untuk kembali keposisi, mereka masih belum juga mendapatkan apa-apa dan sampai
membuat mereka dengan sangat terpaksa harus pulang tanpa membawa apa-apa. Semuanya
seperti sudah akan gagal, satu minggu sudah mereka menjalankan misi, tapi belum
juga ada hasil apa-apa.
Mereka pun akhirnya pulang dengan
langkah yang sangat berat. Mulai dari Zamrud yang menyisir pantai dengan
gontai, belum juga menemukan apa-apa, sampai akhirnya ia tergeletak diantara
hamburan desir pasir dipesisir. Tubuhnya merebah dan merasakan seperti
menghantam benda keras, dia merasa punggungnya kesakitan, karenanya dia
langsung bangun ingin menyelidiki, konon benda apa yang telah menghantam
punggungnya tersebut. Lalu ia menggaruk pasir tersebut untuk melihatnya, terus
menggaruk sampai ia benar-benar dapat melihat dengan jelas benda apakah yang
telah menghantam tubuhnya itu, sampai akhirnya ia pun sungguh terkejutnya, saat
melihat dibawah sana ia menemukan Belimbing yang ia cari-cari, inilah
persyaratan yang diajukan raja. Dengan penuh semangat seperti tanpa lelah ia
mengambilnya, lalu merangkul dan membawanya pulang ketempat mereka mulai
berpencar tadi. Zamrud pun tidak jadi pulang dengan tangan hampa, ia pun pulang
dengan senyuman lebar dimulutnya.
Kemudian begitu halnya juga Sulaiman,
dengan langkahnya yang sudah tersendat-sendat, sesekali menopang tubuhnya
dipohon-pohon yang berjejeran ditengah hutan, dia berniat untuk pulang, dalam
hatinya sudah bulat untuk berhenti melakukan pencarian, dengan sisa tenaga tanpa
berhenti ia berjalan meski tubuhnya sudah lemas, saking lemasnya membuat
matanya pun ikut buram karena kelelahan. Untuk melihat arah tuju ia hanya
mengandalkan kemampuan mata yang tersisa untuk memandang, tak peduli tanah apa
yang ia pijak asalkan bisa sampai keasal jejak, sampai-sampai ia pun terpleset
dan terjatuh kedalam lobang yang lumayan dalam yang tak ia tau kalau disitu ada
lobang. Akibatnya ia pun merasakan sakit yang teramat sakit disekujur badan,
dengan tubuh terkulai, walau sulit bergerak ia mencoba bangkit dan keluar dari
lobang yang telah menampung tubuhnya itu.
Dengan berbagai kesulitan, ia
coba meraba-raba disetiap lingka lubang itu, mencari tempat berpegang untuk ia
dapat naik ke permukaan. Meraba dengan penglihatan yang semakin lama semakin
buram dikarenakan matahari semakin tenggelam. Ia pun menemukan tempat
berpegang, seperti bongkahan yang akhirnya menghantar ia untuk mencapai
permukaan. Belum terlepas tangannya dari bongkahan tersebut, dalam benaknya
timbul rasa penasaran, bongkahan yang kecil tapi begitu kuat ketika ia
berpegang. Dengan penuh kecurigaan ia pun kembali melihat ke sisi lobang, ia
dekatkan wajahnya biar terlihat jelas, dan begitu terkejutnya ia saat
mengetahui kalau itu adalah Pandan yang ia cari-cari semingu terakhir. Tanpa
berpikir panjang, ia gali sisi lobang tempat Pandan tersebut melekat sampai
akhirnya pandan tersebut lepas dari tanah liat yang mengikatnya. Ia ambilkan
Pandan tersebut lalu dibawa bersamanya untuk diperlihatkan kepada Giok.
Sulaiman pun akhirnya juga dapat pulang dengan kepala tegak.
Sementara itu, bagaimana dengan
Giok? Giok juga sudah kelelahan, namun dengan ambisi besarnya yang tanpa mengenal kata menyerah ia masih
saja terus menyisir sungai, dengan langkah yang sudah kaku setelah selama tiga
hari terakhir menyisir diperairan sungai, ia masih saja ngotot untuk
mendapatkan apa yang ia cari. Saking ngototnya sampai membuat ia bertindak
ceroboh saat hendak masuk dan melawan arus sungai yang deras, seketika itupun
dia hanyut terseret arus sungai yang ganas itu, dengan sisa tenaga ia masih
coba melawan arus untuk bertahan, namun apa hendak dikata, arus yang ganas
tersebut membawanya terseret bersama, hingga beberapa puluh meter Giok pun
tersangkut dan diselamatkan dahan pohon yang menjulang menyentuh sungai.
Dipeganglah dahan yang telah menyelamatkannya tersebut, dan disitulah akhirnya
Giok bertahan sambil memulihkan penat dan urat badannya yang sudah kaku.
Tak lama kemudian Giok pun turun
dari dahan tersebut, dan kembali menyisir pinggir sungai untuk kembali
melakukan pencarian. Jauh Giok berjalan meninggalkan dahan yang sudah
menyelamatkannya, Giok pun menoleh dan memperhatikan dahan tersebut dari jarak
yang jauh. Giok tersenyum seperti berterima kasih pada sang dahan yang telah
sudi menolong dan menyelamatkannya. Tiba-tiba Giok seperti heran dengan
permukaan air sungai tepat dipinggir dahan tersebut, Giok pun menyadarinya,
sepertinya dahan tersebut masih belum ingin membiarkan Giok beranjak dan
meninggalkannya begitu saja. Giok pun kembali kesana, sesampainya disana betapa
terkejutnya ia saat menemukan Extrajoss yang ia cari seperti menganbang diatas
air. Dia gapai benda itu, lalu ia tarik, dan ternyata benda itu juga terikat
dengan pohon yang tadi menyelamatkannya. Dipotongnya lilitan pohon tersebut
lalu diambilnya benda itu untuk dirangkul. Lalu pulanglah ia dengan membawa
hadiah yang diberikan dahan pohon yang menyelamatkannya tadi. Sambil melangkah
pulanng Giok pun embali menyempatkan diri untuk menoleh melihat dahan tersebut
untuk kembali berterima kasih kepadanya.
***
Akhirnya sampailah ketiganya
kekoordinat tempat semula mereka berpencar. Mereka seperti tak pecaya satu sama
lain, saat melihat ketiganya pulang dengan membawa hasil pencarian
berbeda-beda. Semua syarat yang diajukan sang raja semuanya berhasil
didapatkan. Mereka pun melangkah pulang dengan rasa puas dan seakan tak
percaya. Perjuangan mereka, pencarian mereka pun akhirnya lebih dari apa yang
mereka harapkan. Dapatlah mereka tidur nyenyak malam itu sebelum kembali ke
istanas untuk kembali menghadap raja besok hari.
Keesokan harinya Giok dengan
langkah berani dan senyum yang disertai wajah yang berseri-seri menuju
keistana, dengan bangga ia melangkah dan membawa Extrajoss yang ia temukan
dipinggir sungai yang menyeretnya hari lalu. Bersama Giok juga ikut kedua pengawal
istana yang membantunya dalam menjalankan misi yang disayaratkan sang raja,
Zamrud dengan garang membawakan belimbing bersamanya, demikian Sulaiman dengan
penuh antusias membawakan Pandan kehadapan sang raja. Bersama-sama kitiganya
masuk keistana dan langsung berhadap dengan sang raja, saat tiba dihadapan sang
raja dengan kompak memberi salam penghormatan kepada Raja Akik dan Ratu Nefrit.
Raja yang melihat kedangan mereka
pun langsung kaget karena mengetahui apa yang mereka bertega bawakan untuk
dirinya, seperti tak percaya sang raja menghampiri ketiganya, dengan penuah
keheranan beliau bertanya “bagaimana kalian bisa mendapatkannya?
Ketiga-tiganya?” dengan serentak ketiga tamunya menjawab “semua ini berkat
usulanmu tuan, juga berkat usaha dan kerja keras kami bertiga.” Sang raja pun
tersentak, dan beliau tau apa yang akan terjadi setelahnya, ketiga putrinya
akan dinikahi oleh ketiga lelaki yang membawanya persyaratan tersebut. Lalu
diambillah ketiga persyaratan yang dibawakan oleh ketiga lelaki tersebut untuk
meminang ketiga putrinya, sejak hari itu resmilah Giok akan hidup berdampingan
bersama Cempaka Madu dengan mahar Extrajoss, kemudian Zamrud disandingkan
bersama Cempaka Putih dengan mahar belimbing, sedangkan Sulaiman akan
mebdampingi Cempaka merah dengan maharnya Pandan.
***
Jadilah ketiga pemuda yang
awalnya bukan siapa-siapa kini menjadi panegran di Istana Kerajaan Akik
tersebut, Zamrud dan Sulaiman yang sebelumnya hanyalah pengawal kerajaan kini
malah hidup mendampingi putri-putri dari sang raja, sementara Giok yang
sebelumnya bahkan tidak punya tempat tinggal yang layak kini menjadi seorang
pangeran kerajaan dan dipastikan akan menjadi penurus kerajaan bila sang Raja
Akik sudah tiada. Hal ini karena Giok menikahi putri tertua sekaligus putri
kesayangan dari sang raja, jadilah kehidupan sang pemuda yang bernama Giok
menjadi Pangeran Giok mendampingi Putri Cempaka Madu dari Kerajaan Akik.
TAMAT
No comments:
Post a Comment
MBLB