twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Social Icons

Saturday, 26 December 2015

KISAH PANGERAN GIOK DAN PUTRI CEMPAKA

PANGERAN GIOK DAN PUTRI CEMPAKA

Suatu masa dijaman kerajaan batu, hiduplah tiga orang putri yang cantik nan jelita bernama Cempaka Merah, Cempaka Putih dan Cempaka Madu. Ketiganya merupakan anak dari pasangan Raja Akik dan Ratu Nefrit, yang sewaktu itu menjadi penguasa dikerajaan batu tersebut. Raja Akik merupakan seorang pemimpin bijaksana yang murah hati, dan sangat peduli pada lingkungan kerajaannya. Begitupun dengan Ratu Nefrit, yang bersama Raja Akik telah membangun dan memperlihatkan citra kerajaan batu yang sungguh sangat membudidaya, dengan ciri dan khas yang tiada duanya, hingga terlihat begitu teladan dengan kenyamanan dan kedamaian yang dirasakan oleh rakyat-rakyatnya.

Diluar istana terlihat berdiri para pengawal yang berjajaran disetiap pintu  masuk istana, yang selalu siap dan sigap menyambut tamu kerajaan yang hendak berkunjung ke istana. Setiap tamu yang berkunjung ke kerajaan akan mendapat sambutan yang sangat baik, mereka akan disambut dengan senang hati dan diperlakukan dengan istimewa tanpa terkecuali, sehingga setiap orang yang berkunjung akan betah dan merasa terkesan dengan layanan yang diterima di istana. Setiap tamu yang berkunjung juga diperbolehkan untuk berhadap langsung baik dengan raja, ratu maupun dengan ketiga putri cantiknya, walau tanpa ada perantara ataupun pengwal yang menemaninya. Sehinngga tanpa disadari dengan aturan yang diterapkan Raja Akik dalam mengarungi kerajaannya tersebut telah membuat kesejahteraan masyarakatnya menjadi sangat baik. Begitulah kiranya suasana megah dalam istana kerajaan batu yang dikuasai Raja Akik waktu itu.
Dengan kebijakan yang berlaku dalam kerajaan tersebut maka timbullah dampak yang membuat kehidupan orang-orang istana menjadi sederhana, sedangkan kehidupan orang-orang diluar istana menjadi terangkat dan jadi lebih istimewa. Dikarenakan kebijakan tersebut pula, maka kedekatan antara orang istana dengan orang luar istana menjadi sangat dekat dan erat ikatannya, begitupun juga kedekatan ketiga putri cantiknya dengan lingkngan luar istana. Ketiga putri raja tersebut dapat hidup dalam masyarakat luas dan tidak hanya terpaku didalam istananya saja. Mereka akan bertegur sapa dengan siapa saja yang mereka jumpai, baik saat berada dilingkungan istana maupun saat diluar istana, dan karena kebijakan itu pula menjadikan ketiga putri cantik sang raja menjadi sangat ramah seperti halnya sang raja dan ratu.
Seiring berjalannya waktu, kehidupan diluar istana semakin lama semakin megah, kesejahteraan masyarakat luar istana juga semakin lumrah, sehingga kehidupan diluar istana pun kian sama baiknya dengan kehidupan didalam istana. Sampai-sampai untuk membedakan mana orang istana dan mana orang luar istana menjadi susah, karena selain sama ramahnya, tata cara hidup dan cara berperilaku, serta nilai sosialnya menjadi sama persis antara orang luar istana dengan orang didalam istana.
***
Pada suatu hari dimasa itu, saat ketiga putri raja keluar dari istana untuk bertemu sapa dengan masyarakat luar istana, ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang pemuda bernama Giok didepan sebuah gubuk tua. Digubuk tersebut Giok tinggal sendirian dan letaknya jauh dari lingkungan istana, wilayah tersebut juga dapat dikatakan merupakan wilayah yang tidak terjangkau oleh kerajaan. Jadi kehidupan pemuda bernama Giok tadi pun masih jauh ketinggalan dibandingkan dengan orang-orang yang hidup berdekatan dengan istana. Ketiga putri raja pun menghampiri untuk bertegur sapa dengannya, setelah lama mereka bercerita, ketiga putri raja seperti tersentuh hatinya dengan kehidupan yang dijalani pemuda tersebut. Dikarenakan rasa kasihan dan peduli, akhirnya ketiga putri raja tersebut memutuskan untuk mengajak Giok berkunjung ke istana, sekaligus untuk mengenalkan kehidupan diistana kerajaan batu padanya. Dengan demikian, ikutlah pemuda bernama Giok tadi bersama ketiga putri raja menuju ke istana.
Sesampainya diistana Giok tercengang dengan kemegahan istana yang belum pernah dilihatnya, seperti tak percaya bahkan mungkin tidak pernah ada dalam pikirannya untuk menjejakkan kaki ditempat semegah ini. Ini benar-benar kesempatan yang langka yang tidak pernah dipikirkan Giok sebelumnya. Dengan penuh gairah dan semangat Giok pun melangkah masuk ke dalam istana, dan semakin terheran-herannya lagi begitu ia masuk semua pengawal istana tanpa ragu dan tidak pandang bulu juga ikut menunduk dan menghormatinya, Giok benar-benar tak percaya dengan apa yang sedang dialaminya. Dengan apa yang dilihat dan dialaminya diistana, Giok sepertinya akan bernasib sama dengan orang-orang diluar istana yang pada akhirnya merasakan hidup sejahtera berkat perlakuan istana yang demikian.
Setelah bertemu dan bersapa dengan Raja Akik dan Ratu Nefrit, Giok akhirnya pamit dari istana dan diantar oleh para pengawal untuk perjalanan pulang ke gubuk miliknya tadi. Dalam perjalanan pulang Giok masih saja terkagum-kagum dengan kemegahan istana yang baru dilihatnya, tak sungkan-sungkan pula ia untuk mengungkapkan langsung kekagumannya kepada para pengawal yang menghantarnya pulang. Setelah beberapa saat tibalah Giok kembali ke gubuknya dan para pengawal yang menghantarnya tadi pun pamit untuk kembali ke istana, tinggallah kembali Giok sendirian di gubuknya tersebut.
Ditengah kesendiannya, pikiran Giok masih saja memikirkan istana. Giok sepertinya jatuh cinta dengan kemegahan istana, dalam hatinya ia menginginkan dan bermimpi untuk dapat menjejakkan kakinya lagi diistana, atau bahkan tinggal selamanya diistana. Hari pun sudah malam, Giok masih saja memikirkan istana. Ia bahkan sudah tidak bisa melepas pikirannya dari istana, Giok benar-benar sudah terbuai dengan keindahan dan kemegahan istana kerajaan tersebut. Sampai malam menjelang pagi pun, Giok masih tidak dapat tidur juga, pikirannya masih terpikirkan istana. Giok benar-benar ingin kembali keistana, tapi ia bingung harus kembali dengan cara yang seperti apa. Giok pun tak berhenti membayangkan istana, sampai pada akhirnya entah bisikan dari mana yang terbesit ditelinganya, ia pun menyadari keberadaan tiga orang putri yang merupakan anak dari sang raja, mereka adalah orang yang membawa dan mengenalkannya pada istana. Dalam hatinya hendak kembali keistana dengan cara melamar salah satu dari ketiga orang putri cantik tersebut untuk dinikahinya. Walaupun sedikit ragu untuk melakukannya, tapi dikarenakan rasa cinta yang sudah terlanjur jatuh pada istana ia pun memberanikan diri untuk keistana.
Keesokan harinya, dengan modal tekad yang sedikit nekat akhirnya Giok memutuskan untuk berangkat kembali ke istana menghadap sang raja, dan melamar salah satu putrinya untuk dinikahkan dengannya. Sesampainya diistana ia kembali merasakan sambutan hangat sebagaimana kunjungan yang sebelumnya, dengan langkah pelan ia masuk kedalam istana, jantungnya berdetak kencang, dihatinya masih ada sedikit keraguan akan apa yang hendak dilakukannya saat bertemu dengan sag raja nantinya. Ia seperti orang yang terkurung dalam kebimbangan yang membimbing ia untuk maju.
Sesampainya dihadapan sang raja, Giok terlihat sangat gugup, seluruh tubuhnya seperti bergetar menandakan ia sedang  gemetar, sampai akhirnya sang raja menyapanya, menanyakan ada perlu apa sehingga ia kembali datang ke istana hari ini untuk bertemu dirinya. Mendengar ucapan sang raja, Giok tak tau harus menjawab apa, karena untuk berterus terang akan keinginannya, Giok masih takut dan juga masih ragu-ragu. Ia pun memilih diam, sang raja yang penasaran akhirnya menanyakan lagi pertanyaan yang sama, Giok masih saja tetap bungkam. Melihat Giok hanya diam, sang raja pun mnghampirinya, menepuk pundaknya sembari bertanya kembali pertanyaan yang sama. Giok yang sedikit terkejut dengan tepukan dipundaknya, tercengang dan secara langsung keinginannya untuk melamar salah satu putri raja pun tanpa sengaja telah disampaikannya. Tanpa disadarinya Giok telah menjawab pertanyaan sang raja, Giok pun semakin salah tingkah dihadapan sang raja. Seketika sang raja yang mendengar jawaban Giok sedikit murung, seperti tidak percaya, lalu sang raja kembali bertanya, apakah Giok benar-benar yakin bahwa ia mencintai putrinya. Seketika dengan nada tegas Giok menjawab, yakin baginda.
Sang raja yang dikenal murah hati ini, seperti sedikit keberatan dengan lamaran yang diajukan oleh Giok. Jikalau bukan karena ia sudah terlanjur dikenal sebagai raja yang baik oleh masyarakatnya, mungkin ia akan langsung saja menolak pinangan pemuda bernama Giok tersebut. Setelah mempertimbangkannya, sang raja pun akhirnya mengiakan lamaran pemuda bernama Giok. Giok yang sedari tadi sudah berdiri kaku dihadapan sang raja akhirnya lebur, dengan mata berkaca-kaca diringi senyum lebar dibibir, Giok benar-benar terharu mendengar apa yang di ucapkan sang raja tadi.
Tapi sebelum itu, raja kembali menambahkan, kalau memang ia betul-betul ingin melamar putrinya, Giok harus mengabulkan persyaratan dari  sang raja terlebih dahulu. Persyaratannya adalah jika Giok ingin melamar Cempaka Putih, Giok harus mampu mencari Belimbing sebagai mahar untuk pernikahannya. Kemudian jika Giok ingin melamar Cempaka Merah, maka Giok harus mencari Pandan untuk melamarnya. Selanjutnya jika Giok ingin melamar Cempaka Madu, maka Giok harus mencari Extrajoss untuk melamarnya.
Giok yang sudah terlanjur kudung senang pun langsung mengiyakan persyaratan yang diajukan sang raja, seketika ia pun langsung pamit dan tanpa berpikir panjang  langsung keluar dari pekarangan istana untuk mencari persyaratan yang diberikan oleh sang raja kepadanya. Sepanjang perjalanannya tersebut, senyuman terus saja merekah dibibir Giok, seperti ia sudah larut dan terbuai oleh rasa senang yang seperti kemenangan sedang dirasakannya. Giok pun larut dalam selebrasi walau sebenarnya kemenangan belum diperolehnya.
Ditengah perjalanan, seketika Giok pun berhenti mendadak, sembari senyum lebar dimulutnya pun juga ikut menghilang. Giok menyadari persyaratan yang diajukan oleh sang raja adalah syarat yang sangat berat, Giok kembali murung, memikirkan bagaimana caranya mengabulkan persyaratan yang telah diajukan oleh sang raja tersebut. Cukup lama Giok berfikir, sampai akhirnya ia menemukan cara untuk dapat mengabulkan keinginan sang raja. Dengan cepat ia berbalik arah dan kembali ke istana, sesampainya diistana, Giok langsung menyapa para pengwal yang waktu itu mengantarnya pulang. Setelah ia menceritkannya pada para pengawal, lalu ia meminta para pengawal untuk membantunya dalam mencari persyaratan yang diajukan sang raja kepadanya. Para pengwal pun mengiakan dan bersedia membantu Giok untuk mencari persyaratan yang diajukan sang raja.
Akhirnya ikutlah bersama Giok dua orang pengawal istana bernama Zamrud dan Sulaiman. Untuk mencari permintaan sang raja, Giok membagi tugas dengan dua pengawal tersebut. Agar pencariannya merata dan tidak membuang waktu terlalu lama, Sulaiman ditugaskannya untuk mencari di daerah pesisir pantai, kemudian Zamrud ditugaskan untuk mencari dipedalaman hutan, sedangkan Giok sendiri akan mencari disekitar perairan air sungai. Dengan demikian, mereka pun berpencar masing-masing ketempat yang telah ditentukan dan disepakati. Sulaiman menuju kepesisir, Zamrud menuju kehutan dan Giok menuju ke sungai. Batas waktu yang ditentukan adalah satu hari, saat matahari tenggelam mereka sudah harus berkumpul kembali dikoordinat yang sama dengan tempat mereka mulai berpencar tadi.
Dan pergilah mereka untuk melancarkan misi yang sedang diemban. Setelah berpencar seharian, dan hari pun sudah malam, akhirnya mereka pun kembali keposisi semula mereka melakukan pencarian. Saat mereka berkumpul tidak ada satu orang pun dari mereka yang membawa hasil pencarian, alias hari pertama gagal total mendapatkan permintaan sang raja. Dikarenakan gagal, maka mereka kembali membuat janji untuk melakukan pencarian esok hari.
Keesokan harinya, ketiganya kembali berpencar sebagaimana yang telah ditentukan sebelumnya. Kali ini mereka akan melakukan pencarian selama 2 hari, dan akan kembali berkumpul dikoordinat besok sore. Waktu pun terus berjalan, dan setelah mengahbiskan waktu selama 2 hari, mereka pun akhirnya kembali, dan lagi-lagi kali ini juga tidak mendapatkan apa-apa, mereka kembali gagal mendapatkan salah satu dari tiga persyaratan yang diminta sang raja dari Giok. Dengan sangat terpaksa mereka pun lagi-lagi harus kembali lagi besok untuk melanjutkan pencarian. Sampai saat ini Giok sudah mulai ragu ia akan dapat mengabulkan keinginan raja, hanya karena tekad kuatnyalah yang membuat dia bertahan untuk akan melanjutkan kembali pencarian besok hari.
Hari esok pun telah tiba, pencarian tahap ketiga pun dilakukan. Kali ini pencarian akan dilakukan selama tiga hari. Hari pertama mereka dalam pencarian juga tidak ada dari mereka yang berhasil menemukan permintaan raja. Hari kedua pun juga tidak hasil, hingga sampailah pada hari ketiga. Ketiganya yang sudah setengah putus asa masih tetap melakukan pencarian, sampai hari menjelang malam saat mereka sudah memutuskan untuk kembali keposisi, mereka masih belum juga mendapatkan apa-apa dan sampai membuat mereka dengan sangat terpaksa harus pulang tanpa membawa apa-apa. Semuanya seperti sudah akan gagal, satu minggu sudah mereka menjalankan misi, tapi belum juga ada hasil apa-apa.
Mereka pun akhirnya pulang dengan langkah yang sangat berat. Mulai dari Zamrud yang menyisir pantai dengan gontai, belum juga menemukan apa-apa, sampai akhirnya ia tergeletak diantara hamburan desir pasir dipesisir. Tubuhnya merebah dan merasakan seperti menghantam benda keras, dia merasa punggungnya kesakitan, karenanya dia langsung bangun ingin menyelidiki, konon benda apa yang telah menghantam punggungnya tersebut. Lalu ia menggaruk pasir tersebut untuk melihatnya, terus menggaruk sampai ia benar-benar dapat melihat dengan jelas benda apakah yang telah menghantam tubuhnya itu, sampai akhirnya ia pun sungguh terkejutnya, saat melihat dibawah sana ia menemukan Belimbing yang ia cari-cari, inilah persyaratan yang diajukan raja. Dengan penuh semangat seperti tanpa lelah ia mengambilnya, lalu merangkul dan membawanya pulang ketempat mereka mulai berpencar tadi. Zamrud pun tidak jadi pulang dengan tangan hampa, ia pun pulang dengan senyuman lebar dimulutnya.
Kemudian begitu halnya juga Sulaiman, dengan langkahnya yang sudah tersendat-sendat, sesekali menopang tubuhnya dipohon-pohon yang berjejeran ditengah hutan, dia berniat untuk pulang, dalam hatinya sudah bulat untuk berhenti melakukan pencarian, dengan sisa tenaga tanpa berhenti ia berjalan meski tubuhnya sudah lemas, saking lemasnya membuat matanya pun ikut buram karena kelelahan. Untuk melihat arah tuju ia hanya mengandalkan kemampuan mata yang tersisa untuk memandang, tak peduli tanah apa yang ia pijak asalkan bisa sampai keasal jejak, sampai-sampai ia pun terpleset dan terjatuh kedalam lobang yang lumayan dalam yang tak ia tau kalau disitu ada lobang. Akibatnya ia pun merasakan sakit yang teramat sakit disekujur badan, dengan tubuh terkulai, walau sulit bergerak ia mencoba bangkit dan keluar dari lobang yang telah menampung tubuhnya itu.
Dengan berbagai kesulitan, ia coba meraba-raba disetiap lingka lubang itu, mencari tempat berpegang untuk ia dapat naik ke permukaan. Meraba dengan penglihatan yang semakin lama semakin buram dikarenakan matahari semakin tenggelam. Ia pun menemukan tempat berpegang, seperti bongkahan yang akhirnya menghantar ia untuk mencapai permukaan. Belum terlepas tangannya dari bongkahan tersebut, dalam benaknya timbul rasa penasaran, bongkahan yang kecil tapi begitu kuat ketika ia berpegang. Dengan penuh kecurigaan ia pun kembali melihat ke sisi lobang, ia dekatkan wajahnya biar terlihat jelas, dan begitu terkejutnya ia saat mengetahui kalau itu adalah Pandan yang ia cari-cari semingu terakhir. Tanpa berpikir panjang, ia gali sisi lobang tempat Pandan tersebut melekat sampai akhirnya pandan tersebut lepas dari tanah liat yang mengikatnya. Ia ambilkan Pandan tersebut lalu dibawa bersamanya untuk diperlihatkan kepada Giok. Sulaiman pun akhirnya juga dapat pulang dengan kepala tegak.
Sementara itu, bagaimana dengan Giok? Giok juga sudah kelelahan, namun dengan ambisi besarnya  yang tanpa mengenal kata menyerah ia masih saja terus menyisir sungai, dengan langkah yang sudah kaku setelah selama tiga hari terakhir menyisir diperairan sungai, ia masih saja ngotot untuk mendapatkan apa yang ia cari. Saking ngototnya sampai membuat ia bertindak ceroboh saat hendak masuk dan melawan arus sungai yang deras, seketika itupun dia hanyut terseret arus sungai yang ganas itu, dengan sisa tenaga ia masih coba melawan arus untuk bertahan, namun apa hendak dikata, arus yang ganas tersebut membawanya terseret bersama, hingga beberapa puluh meter Giok pun tersangkut dan diselamatkan dahan pohon yang menjulang menyentuh sungai. Dipeganglah dahan yang telah menyelamatkannya tersebut, dan disitulah akhirnya Giok bertahan sambil memulihkan penat dan urat badannya yang sudah kaku.
Tak lama kemudian Giok pun turun dari dahan tersebut, dan kembali menyisir pinggir sungai untuk kembali melakukan pencarian. Jauh Giok berjalan meninggalkan dahan yang sudah menyelamatkannya, Giok pun menoleh dan memperhatikan dahan tersebut dari jarak yang jauh. Giok tersenyum seperti berterima kasih pada sang dahan yang telah sudi menolong dan menyelamatkannya. Tiba-tiba Giok seperti heran dengan permukaan air sungai tepat dipinggir dahan tersebut, Giok pun menyadarinya, sepertinya dahan tersebut masih belum ingin membiarkan Giok beranjak dan meninggalkannya begitu saja. Giok pun kembali kesana, sesampainya disana betapa terkejutnya ia saat menemukan Extrajoss yang ia cari seperti menganbang diatas air. Dia gapai benda itu, lalu ia tarik, dan ternyata benda itu juga terikat dengan pohon yang tadi menyelamatkannya. Dipotongnya lilitan pohon tersebut lalu diambilnya benda itu untuk dirangkul. Lalu pulanglah ia dengan membawa hadiah yang diberikan dahan pohon yang menyelamatkannya tadi. Sambil melangkah pulanng Giok pun embali menyempatkan diri untuk menoleh melihat dahan tersebut untuk kembali berterima kasih kepadanya.
***
Akhirnya sampailah ketiganya kekoordinat tempat semula mereka berpencar. Mereka seperti tak pecaya satu sama lain, saat melihat ketiganya pulang dengan membawa hasil pencarian berbeda-beda. Semua syarat yang diajukan sang raja semuanya berhasil didapatkan. Mereka pun melangkah pulang dengan rasa puas dan seakan tak percaya. Perjuangan mereka, pencarian mereka pun akhirnya lebih dari apa yang mereka harapkan. Dapatlah mereka tidur nyenyak malam itu sebelum kembali ke istanas untuk kembali menghadap raja besok hari.
Keesokan harinya Giok dengan langkah berani dan senyum yang disertai wajah yang berseri-seri menuju keistana, dengan bangga ia melangkah dan membawa Extrajoss yang ia temukan dipinggir sungai yang menyeretnya hari lalu. Bersama Giok juga ikut kedua pengawal istana yang membantunya dalam menjalankan misi yang disayaratkan sang raja, Zamrud dengan garang membawakan belimbing bersamanya, demikian Sulaiman dengan penuh antusias membawakan Pandan kehadapan sang raja. Bersama-sama kitiganya masuk keistana dan langsung berhadap dengan sang raja, saat tiba dihadapan sang raja dengan kompak memberi salam penghormatan kepada Raja Akik dan Ratu Nefrit.
Raja yang melihat kedangan mereka pun langsung kaget karena mengetahui apa yang mereka bertega bawakan untuk dirinya, seperti tak percaya sang raja menghampiri ketiganya, dengan penuah keheranan beliau bertanya “bagaimana kalian bisa mendapatkannya? Ketiga-tiganya?” dengan serentak ketiga tamunya menjawab “semua ini berkat usulanmu tuan, juga berkat usaha dan kerja keras kami bertiga.” Sang raja pun tersentak, dan beliau tau apa yang akan terjadi setelahnya, ketiga putrinya akan dinikahi oleh ketiga lelaki yang membawanya persyaratan tersebut. Lalu diambillah ketiga persyaratan yang dibawakan oleh ketiga lelaki tersebut untuk meminang ketiga putrinya, sejak hari itu resmilah Giok akan hidup berdampingan bersama Cempaka Madu dengan mahar Extrajoss, kemudian Zamrud disandingkan bersama Cempaka Putih dengan mahar belimbing, sedangkan Sulaiman akan mebdampingi Cempaka merah dengan maharnya Pandan.
***
Jadilah ketiga pemuda yang awalnya bukan siapa-siapa kini menjadi panegran di Istana Kerajaan Akik tersebut, Zamrud dan Sulaiman yang sebelumnya hanyalah pengawal kerajaan kini malah hidup mendampingi putri-putri dari sang raja, sementara Giok yang sebelumnya bahkan tidak punya tempat tinggal yang layak kini menjadi seorang pangeran kerajaan dan dipastikan akan menjadi penurus kerajaan bila sang Raja Akik sudah tiada. Hal ini karena Giok menikahi putri tertua sekaligus putri kesayangan dari sang raja, jadilah kehidupan sang pemuda yang bernama Giok menjadi Pangeran Giok mendampingi Putri Cempaka Madu dari Kerajaan Akik.

TAMAT 

No comments:

Post a Comment

MBLB

 
Selamat datang! Terima Kasih! ×