
Tiba harinya, ia pun berkemas
hendak bergegas menuju kampung halamannya tersebut. Keinginanan yang sangat ia harapkan
pun tercapai, untuk melepaskan kangen rindu yang sudah lama terpendam dalam
benaknya. Dalam perjalanan dengan penuh penghayatan ia menikmati setiap pemandangan
alam yang membentang, yang tanpa disadarinya telah menghantarkan ia ke ingatan
lalu dan rasa rindu akan kampung halaman semakin membesar.
Setibanya di kampung halaman dengan
begitu sumringah, dengan senyum merekah ia berjalan, untuk melampiaskan kangen
rindunya pada sanak saudara, teman, sahabat, serta warga yang menempati kampung
tersebut. Dalam hatinya sangat gembira, raut wajahnya pun begitu ceria, satu
persatu ia datangi untuk bertegur sapa, seluruh tempat yang menyisakan kenangan
masa kecilnya pun ia datangi. Jika ada tempat yang belum ia telusuri itulah
pinggiran danau, dan itu juga terdapat dikampung halamannya.
Setelah berputar-putar
bersilaturrahmi mengunjungi tempat-tempat yang penuh kenangan untuk dirinya,
akhirnya ia pun melanjutkan untuk melampiaskan rasa rindunya kedanau tersebut. Disana
ia bertemu seorang pemandu yang menyediakan jasa boat (perahu) untuk menelusuri
peraian di danau tersebut. Disewakannya boat tersebut untuk membawanya bersama
sang pemandu untuk berkeliling didanau tersebut, dalam perjalanannya ia bersama
pemandu tersebut saling bercakap-cakap, dan si profesor tersebut bertanya pada
sang pemandu ,
“Kamu tau apa itu ilmu geografi?”
Si pemandu tadi dengan santai
menjawab “Bagaimana saya bisa tau, saya tidak sekolah.”
Mendengar jawaban sipemandu
tersebut, si profesor berkata “Wah, kasian sekali kamu, kamu sudah kehilangan
hidupmu 30 %”
Kemudian si profesor tadi kembali
bertanya “Kamu tau nggak seperti apa itu ilmu matematika?”
Sipemandu pun lagi-lagi menjawab “Bagaimana
saya tau, kan saya tidak sekolah!”
Dan siprofesor kembali berkata “Wah,
kasiaan sekali kamu, kamu sudah kehilangan hidupmu 70 %”
Setelah itu si profesor tadi
kembali mengajukan pertanyaan ketiga “Kamu tau nggak apa itu ilmu statistika?”
Dengan tegas si pemandu pun
menajwab “geogravi sama matematika saja saya tidak bisa, bagaimana mungkin saya
bis astatistika! Kan saya tidak sekolah!”
Perjalanan pun berlanjut, si
profesor kembali menikmati perjalanannya, berfokus pada keindahan dan
ketenangan yang ia dapatkan disekitar danau tersebut. Sampai akhirnya tanpa
diduga angin kencang pun melanda, sehingga perahu yang ia tumpangi pun
terhempas tersapu badai dan si profesor yang tadinya sangat menikmati
perjalanannya, sekarang malah berterriak ketakutan sambil melambaikan-lambai
tangannya. Melihat hal itu si pemandu pun bertanya pada sang profesor,
“Pak, Apakah bapak bisa berenang?”
Sambil melambai-lambaikan
tangannya siprofesor tadi menjawab “Tidak bisa, tolong saya!”
Dan si pemandu tadi pun menjawab “Wah,
kasian sekali bapak, bapak sudah kehilangan 100 % hidup bapak!”
Sipemandu tadi pun dengan leluasa
berenang kepinggiran dan meningglkan si profesor tadi ditenganh-tengah danau
sendirian sambil melambai-lambaikan tangannya...
Inti dari dari cerita ini adalah,
dalam kehidupan kita tidak sepenuhnya dapat menjalankan hidup kita tanpa
bantuan orang lain. Kita butuh orang lain untuk menjadikan kita menjadi lebih
kuat, Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan, kekurangan kita nantinya
akan tertutup oleh kelebihan orang lain, begitupun kelebihan kita akan menutupi
kelemahan orang lai. Jadi hiduplah sebagai pribadi yang hebat tanpa sifat
angkuh dan sombong yang membayangi hidup normal...
No comments:
Post a Comment
MBLB