twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Social Icons

Monday, 27 July 2015

Kisah teladan: Sesal Yang Menyusul (eps.1)

Bintang mulai menari, bulan telah lama menyapa, pertanda malam sudah tenggelam dalam kelarutan… Apa yang terjadi? Diluar sana seperti masih ada keributan… Deni, dulunya seorang pemuda teladan nan gagah, idola semua kalangan… tak hanya anak-anak, orang tua sekalipun akan menunduk seakan saat melintas dihadapannya, dia bagai sumber kekuatan, keberadaannya seperti mewakili semua kalangan… Dialah pemuda tampan idola semua kalangan…

Malam kian larut, dan keribuatan bagaikan gemuruh dikala hujan… Bukan keributan besar, tapi sunyinya malam seakan menjadikannya begitu jelas terdengar… Deni sedang sakau, bukan hanya mengigau, sesekali juga terdengar caci maki terlontar meributkan segenap keadaan sunyi, seperti sangat kacau… Orang-orang pun mulai sadar, pria idaman itu sudah tak tau arah… Deni sudah berubah… Deni berbalik arah… Deni terlempar dan tercoreng balutan gegabah…
Deni, seperti diketahui dulunya ia punya istri seorang wanita cantik, tentu menarik bagi semua laki-laki. Seorang bunga desa yang tak hanya Deni yang menyukainya, tapi Deni jelas berbeda dengan semua laki-laki lain, dia rupawan, wajahnya yang tampan membuat keberuntungan berpihak kepadanya… Jadilah sicaantik menawan memilihnya dan hiduplaah mereka sebagai sepasang kekasih… Dinda… begitulah nama wanita cantik itu sering dipanggil. Bagi semua lelaki, selain wajahnya yang cantik, parasnya yang menawan juga menjadi daya tarik yang tak terbantahkan untuk tak menerimanya sepagai kekasih. Begitupun Deni, Deni dengan mudahnya menerima pernyataan suka secara langsung yang diucapkan wanita itu…
Hari-hari Deni pun dilalui bersama kekasihnya, hubungan mereka yang alot dan tanpa konflik menjadikan mereka pasangan idaman yang sangat lengket dengan kebahagiaan. Begitulah sudut pandang orang-orang terhadap mereka… Hubungan mereka yang kala itu mereka jalin pun semakin hari semakin akrab, semakin lama semakin serius, sampai akhirnya kedubelah pihak keluarga mereka pun merestui hubungan mereka… Tibalah mereka pada hari yang berbahagia yang diimpikan oleh semua insan Tuhan…
Ijab Kabul berlangsung lugas, dan tibanya malam pengantin seakan menyusul cepat untuk menemani kebahagian mereka… Jadilah Deni dan Dinda sepasang suami instri… Hari-hari merekapun seperti hidup tanpa cacat, Deni yang merupakan lulusan Sarjana Ekonomi pun akhirnya diterima untuk bekerja disebuah perusahan. Dengan gaya hidup normal, semua orang telah memprediksikan kisah hidup mereka berdua akan bahagia… Dan benar saja, mereka hidup tanpa bergantung sama orang lain, rutinitas dan periotas kerja Deni yang memuaskan perusaan membuat Deni sekali lagi menjadi pria idaman dikantor tempatnya bekerja… Deni naik pangkat, diangkat jadi bos manager diperusahannya, punya sekretaris cantik, serta anak buah yang rata-rata kreatif dan jenius, yang menjadikan kantor mereka sebagai kantor percontohan dikota tersebut…
Sementara Dinda menjadi ibu rumah tangga yang baik, bangaun pagi-pagi menyiapkan sarapan dan berbuat sebagaimana seharusnya seorang istri memperlakukan suami… hari-hari terus berlalu, sampai akhirnya Dinda mengandung anak pertama dari pernikahan mereka… Seperti suami istri pada umumnya, anak adalah hal terdepan jika permasalahannya adalah rumah tangga… Seperti kehadiran buah hati akan menjadikan hubungan mereka serta perkawinan mereka semakin lengkap, karena kelak akan ada seorang anak yang akan memanggil mereka ayah dan ibu… begitulah harapan keduanya.
Malam itu, hasil dari semua kerja keraspun diraih, kantor tersebut mendapat penghargaan sebagai kantor dengan organisasi yang terorganisir dan dikelola dengan sangat baik, penghargaan yang langsung diberikan oleh pak walikota setempat menjadikan Deni dan teman-teman kerjanya larut dalam selebrasi kemenangan… malam itu seperti malam yang panjang bagi mereka semua… pelampiasan kemenangan pun seperti tak habis hanya dimalam itu. Di akhir pekan nanti Deni dan teman-teman kerjanya telah sepakat untuk membuat janji untuk kumpul-kumpul diluar… 
Hari-hari pun berlalu, sampai akhirnya pada akhir pekan yang dinanti pun telah tiba… Mereka sepakat untuk berkumpul disebuah hotel, dan disanalah nantinya acara kumpul-kumpul akan digelar. Perayaan pun berlanjut, dengan riang dan girang menghiasi perilaku mereka, dengan disuguhkan segelas air yang sedari sebelum mereka tiba sudah tersedia disana… Mereka yang tiba disana, dengan penuh canda tawa tanpa pikir panjang lebar meminum habis suguhan air tersebut, sampai akhirnya mereka benar-benar larut dalam waktu perayaan yang mereka jalani… Apa yang terjadi? Belum apa-apa, mereka masih normal, sampai akhirnya bicara mereka, kelakuan mereka, dan semua dari mereka seperti kerasukan, mereka mulai meracau… Deni yang dasarnya merupakan orang terhormat ikut dibuat lupa diri oleh keadaan dihotel tersebut, entah siapa yang melakukannya, yang jelas mereka telah tipu oleh segelas miniman, ibarat mengharap kesenangan malah kesesakan yang menerpa.
Tanpa tersadar, malam pun berlalu sampai akhirnya gelap mulai pudar, pertanda subuh akan menjemput fajar… Satu persatu mereka yang tergelatak telah sadar. Apa yang mereka lihat saat itu? Mereka yang tergetak tanpa sehelai benangpun dibadan mereka, seakan semuanya tak percaya… oh apa yang mereka lakukan semalam, mengapa keadaannya seperti ini… mereka semua menaganggap apa yang mereka lakukan seperti mimpi saja… Deni, Deni hanya tertunduk lesu, pasalnya saat tersadar dia bahkan berada dalam pelukan sekretaris cantiknya, Rini. Deni kehabisan kata-kata… Tanpa membangunkan yang lainnya, Deni langsung cepat-cepat bergegas langsung keluar dari hotel tersebut untuk menyepi… Deni benar-benar malu dengan dirinya, Deni beranggapan betapa hinanya dirinya dibuai perayaan yang hanya terjadi semalam...
Setibanya Deni dirumah, ia diam, tak tau harus apa... Dia tak tau apa gunanya pulang kerumah kalau hanya untuk membawa derita, tapi ia tetap harus pulang. Sementara istrinya, Dinda senantiasa menyambut kepulangan sang suami sebagaimana mestinya. Tanpa banyak bertanya, Dinda pun memncoba memaklumi kepenatan yang sedang dialami Deni. Dinda pun mengiringi langkah sang suami untuk menuntunnya beristirahat kedalam kamar.
Ditempat tidurnya Deni masih saja memikirkan kejadian semalam, ia berharap istrinya tifak mengetahui apa yang terjadi padanya dimalam kelam itu, dan dalam hati Deni sedikit merasa lega karena respon dari sang istri untuknya setiba dirumah, ditanggap dingin oleh Dinda. Dalam lamunan penyesalannya pun akhirnya Deni tertidur...

Bersambung... (dawa)

Penulis: Zaki Arzani

No comments:

Post a Comment

MBLB

 
Selamat datang! Terima Kasih! ×